Seng oksida merupakan senyawa
anorganik dengan formula
kimia
ZnO. Material ini biasanya berbentuk bubuk putih, dan hampir tidak larut dalam
air. Serbuk
ZnO banyak digunakan sebagai
zat aditif dalam berbagai bahan dan
produk termasuk plastik, keramik,
kaca, semen, karet
(misalnya, ban mobil),
pelumas, cat, salep,
lem, makanan (sumber
nutrisi Zn), baterai
dan lain sebagainya. ZnO dalam kerak
bumi terbentuk sebagai mineral zincite, namun,
ZnO yang digunakan secara komersial diproduksi secara sintetis.
Dalam ilmu bahan,
ZnO adalah semikonduktor
yang memiliki celah lebar pita dari
kelompok semikonduktor II-VI .Doping asli
dari semikonduktor adalah tipe-n. Sebagai semikonduktor dengan lebar celah pita energi besar, ZnO sangat
potensial diaplikasi sebagai elektroda transparan dalam teknologi
fotovoltaik, pirantielektroluminisens, dan material untuk piranti pemancar
ultraviolet.
Sintesis nano ZnO dapat dilakukan dengan dua metode
yaitu metode Sol-Gel dan Wet Chemical
Methode. Terdapat dua langkah untuk membuat
nano kristalin ZnO dengan metode Sol-Gel, yaitu:
1. Langkah pertama
- Membuat asam sitrat yang menggunakan alpha dextrose sebagai surfaktannya.
- Zinc Nitrat dan asam asetat dicampurkan dengan perbandingan 1:3 dan diaduk secara menyeluruh dengan menggunakan pengaduk magnetic dan ditambah dengan ammonia pada 80 oC selama 5-8 jam. Amonia digunakan untuk menjaga pH larutan.
- Terbentuk gel.
2. Langkah kedua
- Menambah larutan alpha dextrose dan mengaduknya selama 1 jam pada suhu 120oC sehingga residunya berbentuk seperti spons gel.
- Spons gel ini dibakar pada suhu 300oC selama 1 jam. Pada suhu proses pembakaran berlangsung pada spons gel yang mengandung asam setat akan terbentuk Zinc Oxide nano partikel.
Adapun
metode sintesis nano partikel ZnO dengan menggunakan metode “Wet Chemical” adalah sebagai berikut :
Zinc
nitrat dan sodium hidroxide sebagai precursor dan soluble pati sebagai bahan penstabil.
1. larutan pati 0,5% disiapkan dalam 500 ml aquades
melalui sedikit pemanasan dan diaduk hingga didapatkkan larutan patinya.
2. Zinc nitrat (0,1 mol) 29.726 gr ditambahkan langsung
kedalam larutan pati.
3. Larutan pati dan zinc nitrat diaduk secara konstan
untuk melarutkan zinc nitrat seluruhnya.
4. Setelah zinc nitrat larut seluruhnya, kemudian
ditambahkan 0.3 mol sodium hydroxide
tetes- pertetes selama 2 jam. Penambahan tetes-pertetes dilakukan dengan
menempelkannya ke dinding beaker glass.
5. Larutan didiamkan selama semalaman.
6. Pada hari berikutnya, supernatant yang terbentuk
dibuang dengan hati-hati. Sedangkan larutan residu disentrifugasi pada 4500 rpm
selama 10 menit.
7. Supernatan yang terbentuk dari proses sentrifuse
dibuang dengan hati-hati.
8. Dilakukan pencucian dengan menggunakan aquades
sampai jumlah ikatan pati yang berlebih bisa hilang.
9. Material yang terbentuk kemudian dikalsinasi pada suhu
80oC selama 24 jam dalam oven.
10. Selama proses pengeringan terjadi perubahan dari zinc
hydroxide menjadi zinc oxide.
Sumber:
M.Gaddad et al .2010.
Nanostructured Zinc Oxide Enhances the
Activity of Antibiotics Against Staphylococcus Aureus. J Biosci Tech, Vol 1 (2),2010, 64‐69.
Nawaz,H.
R. et al.2011. Preparation of Nano Zinc
Oxide and its Application in Leather as a Retanning and Antibacterial Agent.
Canadian Journal on Scientific and Industrial Research Vol. 2, No. 4, April
2011.
Purwanto,
Agus. 2008. Sytnthesis Nanopartikel
dengan Metode Sol-Gel. http://aguspur.wordpress.com
diakses tanggal 13 Juni 2011.
Sass, Jennifer. Ph.D.2007.Nanotechnology’s Invisible
Threat. Senior Scientist,
Natural Resources Defense Council.
Alpen steel. Aplikasi material oksida sebagai gas sensor.
Diakses dari www.alpensteel.com. Pada 23 juni 2011 1:17 am
No comments:
Post a Comment